WISH FEMI HERBS

WISH FEMI HERBS

Saturday, December 22, 2012

Dia, yang Dihargai oleh Anak-anaknya, dan Dipuji oleh Suaminya



Seorang anak mendapati ibunya sedang sibuk di dapur, lalu menuliskan sesuatu di selembar kertas.
Ibunya mengambil kertas tersebut, kemudian membacanya.

Tagihan upah membantu Ibu :
- Membantu ke warung 20,000
- Menjaga adik 20,000
- Membuang sampah 5,000
- Membereskan tempat tidur 10,000
- Menyiram bunga 15,000
- Menyapu lantai 15,000
  Jumlah seluruhnya : 85,000

Selesai membaca, Ibu tersenyum, mengambil pena dan menulis di belakang kertas yang sama :

- Mengandung selama 9 bulan. 
                 GRATIS
- Jaga malam karena menjaga mu
                 GRATIS
- Airmata yg menetes karena mu.
                 GRATIS
- Kuatir memikirkan keadaan mu
                 GRATIS
- Menyediakan makan, minum, pakaian, dan keperluan mu.
                 GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasih ku.
                 GRATIS

Air mata anak berlinang, lalu dia memeluk ibunya dan berkata :
 "Aku Sayang Ibu".
Lalu dia mengambil pena dan menulis di kertas itu: "LUNAS"

Sayangilah dan tunjukkanlah sayang mu kepada ibu kita selama ia masih ada, karena akan ada saatnya ibu kita tidak akan ada lagi.

Selamat Hari Ibu!



>>> Langganan cerita-cerita di "Moral Compass"
>>> Cerita-cerita bagus lainnya
>>> Info gadget-gadget keren
>>> Gambar animasi lucu untuk Display Pic di BBM kamu

Proses



Seorang anak memberitahu ibunya kalau segala sesuatu tidak berjalan seperti yang dia harapkan. Dia mendapatkan nilai jelek di sekolah, putus dengan pacarnya, dan sahabat terbaiknya pindah ke luar kota.

Saat itu ibunya sedang membuat kue, dan menawarkan apakah anaknya mau mencicipinya, dengan senang hati dia berkata, "Tentu saja, I love your cake."

"Nih, cicipi mentega ini," kata Ibunya menawarkan.

"Yaiks," ujar anaknya.

"Bagaimana dengan telur mentah?"

"You're kidding me, Mom."

"Mau coba tepung terigu atau baking soda?"

"Mom, semua itu menjijikkan."

Lalu Ibunya menjawab, "ya, semua itu memang kelihatannya tidak enak jika dilihat satu per satu. Tapi jika dicampur jadi satu melalui satu proses yang benar, akan menjadi kue yang enak."

Tuhan bekerja dengan cara yang sama. Seringkali kita bertanya kenapa Dia membiarkan kita melalui masa-masa yang sulit dan tidak menyenangkan. Tapi Tuhan tahu jika Dia membiarkan semuanya terjadi satu per satu sesuai dengan rancanganNya, segala sesuatunya akan menjadi sempurna tepat pada waktunya. Kita hanya perlu percaya proses ini diperlukan untuk menyempurnakan hidup kita.

Tuhan teramat sangat mencintai kita. Dia mengirimkan bunga setiap musim semi, sinar matahari setiap pagi. Setiap saat kita ingin bicara, Dia akan mendengarkan. Dia ada setiap saat kita membutuhkanNya, Dia ada di setiap tempat, dan Dia memilih untuk berdiam di hati kita.



>>> Langganan cerita-cerita di "Moral Compass"
>>> Cerita-cerita bagus lainnya
>>> Info gadget-gadget keren
>>> Gambar animasi lucu untuk Display Pic di BBM kamu

Simple Rules in Life



Jika kau tidak pernah melangkah untuk apa yang kau inginkan, kau tidak akan pernah memilikinya.
Jika kau tidak pernah meminta, jawaban itu akan selalu tidak.
Jika kau tidak pernah melangkah maju ke depan, kau akan selalu ada ditempat yang sama."

- Simple Rules in Life -




>>> Langganan cerita-cerita di "Moral Compass"
>>> Cerita-cerita bagus lainnya
>>> Info gadget-gadget keren
>>> Gambar animasi lucu untuk Display Pic di BBM kamu

Saturday, April 14, 2012

Stop Teriak-Teriak!



Ada satu kebiasaan dari penduduk di Kepulauan Solomon, Pasifik Selatan, yaitu meneriaki pohon. Kebiasaan ini mereka lakukan pada pohon yang akar-akarnya sangat kuat dan sulit utuk dipotong dgn kapak. Tujuannya agar pohon itu mati. Caranya, beberapa orang akan memanjat hingga ke atas pohon itu, setelah sampai di atas, bersama dengan penduduk yang ada di bawah, mereka akan berteriak sekuat-kuatnya kepada pohon itu selama berjam-jam, selama kurang lebih 40 hari.


Apa yang terjadi kemudian, sungguh sangat menakjubkan. Pohon yang diteriaki itu perlahan-lahan daunnya mulai mengering. Ini nyata! Setelah itu dahan-dahannya juga mulai rontok, dan pohon itu akan mati sehingga mudah ditumbangkan.

Mereka telah membuktikan bahwa teriakan-teriakan yang dilakukan terhadap mahluk hidup, misalnya pohon, akan membuatnya kehilangan 'roh'nya. Akibatnya makhluk hidup itu akan mati.

Pernahkah Anda berteriak kepada orang tua Anda, atau anak Anda? Kepada orang di sekeliling Anda?

Berteriak seperti: Ayo cepat! Dasar lelet! Bego banget sih! Begitu aja nggak bisa dikerjakan? Jangan main-main di sini! Berisik! Atau, mungkin Anda berteriak kepada pasangan hidup Anda karena Anda merasa sakit hati. Suami/istri seperti kamu nggak tahu diri! Bodoh banget jadi laki/bini nggak bisa apa-apa! Aduuuuh, kampungan banget sih! Atau, guru pada anak didiknya, atasan pada bawahan, atau pemimpin pada anggota kelompoknya.

Kawan, ingatlah... Setiap kali Anda berteriak kepada seseorang karena merasa jengkel, marah, terhina, atau terluka, ingatlah akan apa yang diajarkan oleh penduduk dari Kepulauan Solomon ini. Mereka mengajarkan kepada kita, bahwa setiap kali kita berteriak, kita mulai mematikan roh dari makhluk hidup atau orang yang kita cintai.

- Thanks asuN -

>>> Langganan cerita-cerita di "Moral Compass"
>>> Cerita-cerita bagus lainnya
>>> Info gadget-gadget keren
>>> Gambar animasi lucu untuk Display Pic di BBM kamu

Friday, April 13, 2012

Dua Serigala

Seorang kakek sedang menceritakan kepada cucunya tentang apa yang sedang ia rasakan.

Katanya, "Opa merasa seperti ada dua ekor serigala sedang berkelahi di dalam hati opa. Yang satu serigala yang ganas, penuh amarah dan kekerasan, yang satunya lagi penyayang dan penuh belas kasih."

Cucunya bertanya, "Lalu, serigala mana yang menang di hati Opa?"

Sang kakek menjawab, "Tentu saja yang opa pelihara."


>>> Langganan cerita-cerita di "Moral Compass"
>>> Cerita-cerita bagus lainnya
>>> Info gadget-gadget keren
>>> Gambar animasi lucu untuk Display Pic di BBM kamu

Sang "Elang"

Pada suatu hari seorang petani menemukan sebuah telur burung elang. Ia mengambil telur itu dan membawanya pulang untuk kemudian ia letakkan bersama telur-telur ayam di kandang ayam peliharaannya. Telur itu menetas dan bayi elang itu tumbuh bersama ayam-ayam lainnya. Ia mematuk-matuk dan mengais-ngais tanah layaknya seekor ayam biasa. Sepanjang hidupnya ia habiskan di sana. Memasuki usia tuanya, ketika ia memangdang ke angkasa, ia melihat pemandangan yang mengagumkan, seekor elang sedang membelah langit dengan sayap-sayapnya yang perkasa. Melihat itu, ia tertunduk, mengeluh, dan berkata dalam hatinya, "andaikan aku terlahir sebagai seekor elang..."



>>> Langganan cerita-cerita di "Moral Compass"
>>> Cerita-cerita bagus lainnya
>>> Info gadget-gadget keren
>>> Gambar animasi lucu untuk Display Pic di BBM kamu

Thursday, April 12, 2012

Susu yang Tumpah

Seorang ilmuwan ternama baru saja menghasilkan beberapa terobosan penting di bidang kedokteran. Dalam wawancara dengan media, ia ditanya tentang bagaimana ia bisa begitu kreatif dibandingkan orang-orang lain pada umumnya. Apa yang menjadikannya sedemikian berbeda daripada orang lain?

Ia menjawab, menurutnya, semua berawal dari pengalamannya bersama ibunya, yang terjadi ketika ia masih balita. Ketika itu ia sedang mencoba mengambil botol susu dari dalam lemari pendingin, dan karena botol itu licin, ia menjatuhkannya, menumpahkan isinya ke mana-mana di lantai dapur.


Ketika ibunya datang ke dapur, bukannya memarahinya ataupun menghukumnya, ibunya malah berkata, "Robert, hebat sekali, jarang-jarang ibu melihat genangan susu sebanyak ini. Yah, sekarang sudah telanjur berantakan, kamu mau main-main sebentar dengan susu itu sebelum kita bersihkan?"

Tentu saja Robert kecil senang. Setelah beberapa saat, ibunya berkata, "Robert, kalau kamu mengacaukan sesuatu, seperti sekarang ini, kamu harus bereskan kembali semuanya seperti semula. Jadi, bagaimana kamu mau membereskannya? Kita bisa menggunakan spons, handuk, atau kain pel. Yang mana yang kamu suka? Robert memilih spons, dan mereka bersama-sama membersihkan susu yang tumpah itu.

Kemudian ibunya berkata, "sepertinya tadi kamu tidak berhasil memegang botol susu yang besar dengan tangan mungilmu. Mari kita ke halaman belakang dan mengisi botol tadi dengan air. Kita coba bagaimana kamu bisa menemukan cara untuk mengambilnya tanpa menjatuhkannya." Bocah kecil itu belajar jika ia memegang di bagian leher botol dengan kedua tangannya, ia bisa mengangkat botol itu tanpa menjatuhkannya. Benar-benar sebuah pelajaran yang bagus!

Sang ilmuwan ternama ini kemudian menekankan bahwa saat itulah ia tahu kalau ia tidak perlu takut untuk membuat kesalahan. Lebih daripada itu, ia belajar bahwa kesalahan hanyalah kesempatan untuk belajar sesuatu yang baru. Sama halnya dengan percobaan-percobaan ilmiah. Bahkan jika percobaan itu tidak berhasil, biasanya kita belajar sesuatu yang berharga dari ketidakberhasilan itu.

Alangkah baiknya jika semua orangtua mencontoh apa yang dilakukan oleh ibunya Robert.

>>> Langganan cerita-cerita di "Moral Compass"
>>> Cerita-cerita bagus lainnya
>>> Info gadget-gadget keren
>>> Gambar animasi lucu untuk Display Pic di BBM kamu

Wednesday, April 11, 2012

Sukses Sang Aktris Michelle Yeoh

Michelle Yeoh (Yeoh Choo Kheng) terlahir di Ipoh, Malaysia. Di usia yang masih amat belia dia bercita-cita ingin menjadi seorang balerina. Sayangnya ketika usianya 16 tahun punggungnya mengalami cedera serius sehingga karir menari profesionalnya terpaksa berhenti.


Michelle hampir saja menyerah dari cita-citanya dan akan menjadi seorang pengacara saja. Melawan nasehat dokternya, ia malah terus mengejar impiannya. Ia yakin kalau ia tidak bisa menari lagi, pasti ada sesuatu yang lain yang bisa ia lakukan. Pada tahun 1983, di usia 21 tahun, ia memenangkan kontes Miss Malaysia. Prestasi ini menarik perhatian Jackie Chan dan industri perfilman Hong Kong.

Pada tahun 1988 setelah filmnya yang ke-5, ia menikah dan pensiun dari layar perak. Pernikahannya tidak berjalan mulus dan akhirnya kandas di tahun 1992.

Lagi-lagi hidup dan impiannya hancur. Tetapi seorang Michelle Yeoh bukanlah seorang perempuan yang terus hanya menangisi pengalaman buruknya. Meskipun telah lebih dari 4 tahun jauh dari industri perfilman, ia tetap mampu untuk kembali dengan gemilang. Bersama Jackie Chan, ia  membintangi Police Story 3: Supercop, yang sukses besar di Asia pada waktu itu. Michelle Yeoh kemudian menjadi aktris terpopular dengan bayaran tertinggi di Asia, dengan massa penggemarnya yang tersebar di seluruh dunia.

Michelle Yeoh juga pernah terpilih untuk memerankan gadis Bond di salah satu film popular James Bond - Tomorrow Never Dies, dan menjadi perhatian di Hollywood. Kini ia sudah menjadi simbol perempuan komplet masa kini, lengkap dengan kecantikan, kecerdasan, dan kekuatan.

"Waktu saya pertama kali bermain di dalam film laga, benar-benar dunia lelaki. Mereka menatap saya dan berkata 'cewek Malaysia, ratu kecantikan, tahu apa dia?' Pada saat itu saya bertekad tidak akan membiarkan siapa pun menatap saya dan mengatakan 'tahu apa kamu?' Saya mungkin tidak tahu banyak tetapi saya mau belajar."
Michelle Yeoh

>>> Langganan cerita-cerita di "Moral Compass"
>>> Cerita-cerita bagus lainnya
>>> Info gadget-gadget keren
>>> Gambar animasi lucu untuk Display Pic di BBM kamu

Sunday, April 8, 2012

10 Kebijaksanaan ala Steve Jobs

"I think we’re having fun. I think our customers really like our products. And we're always trying to do better." - Steve Jobs.

Prestasi dan karakternya telah mengubah dunia. Ia adalah salah seorang pendiri sebuah perusahaan yang kita kenal, Apple Computers. Selain itu, pria dengan kharisma dan energi yang seolah tidak ada habisnya ini, juga adalah seorang ahli dalam mengungkapkan kata-kata yang selalu menarik perhatian orang-orang.

Berikut adalah beberapa hal hebat yang pernah ia ucapkan. Pelajaran bagus bagi kita untuk kesuksesan dalam hidup, dengan gaya Jobs:

1. "Innovation distinguishes between a leader and a follower."
Inovasi membedakan antara seorang pemimpin dan seorang pengikut. Inovasi tidak ada batasnya, selain imjinasi kita sendiri. Berpikirlah di luar kotak, di luar kebiasaan. Jika kita berada di dalam industri yang sedang berkembang, pikirkanlah cara-cara untuk menjadi lebih efisien, lebih berorientasi pelanggan, dan lebih mudah dalam menjalin bisnis. Jika berada di dalam bisnis yang sedang menciut, cepatlah keluar dari sana dan berubahlah sebelum menjadi usang. Dan ingat, berinovasilah sekarang!

2. "Be a yardstick of quality. Some people aren’t used to an environment where excellence is expected."
Jadilah mistar kualitas. Beberapa orang tidak terbiasa dengan lingkungan yang menuntut keunggulan. Tidak ada jalan pintas untuk meraih keunggulan. Kita harus komitmen untuk menjadikan keunggulan sebagai prioritas. Manfaatkan bakat, kemampuan, dan keterampilan dengan sebaik mungkin dan jadilah yang terdepan dengan berusaha lebih banyak. Biasakan dengan standar yang lebih tinggi dan perhatikan hal-hal terkecil yang membuat perbedaan. Menjadi unggul tidaklah sulit, cukup dengan mengambil keputusan sekarang dan lakukan sebaik-baiknya.

3. "The only way to do great work is to love what you do. If you haven’t found it yet, keep looking. Don’t settle. As with all matters of the heart, you’ll know when you find it."
Cara satu-satunya dalam melakukan pekerjaan besar adalah dengan mencintai yang Anda kerjakan. Kalau Anda belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan diam. Karena semua hanya masalah hati, Anda akan tahu saat Anda menemukannya. Kata-kata barusan disederhanakan menjadi "Lakukan apa yang Anda Suka." Carilah pekerjaan yang memberikan semacam arti, tujuan, dan kepuasan bagi kita masing-masing. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi kita dalam melalui saat-saat sulit.

4. "You know, we don’t grow most of the food we eat. We wear clothes other people make. We speak a language that other people developed. We use a mathematics that other people evolved… I mean, we’re constantly taking things. It’s a wonderful, ecstatic feeling to create something that puts it back in the pool of human experience and knowledge."
Tahukah Anda, kita tidak menanam sendiri makanan kita. Kita mengenakan pakaian yang dibuat oleh orang lain. Kita berbicara dengan bahasa yang disusun oleh orang lain. Kita menggunakan matematika yang dikembangkan oleh orang lain... Maksud saya, kita secara terus menerus mengambil sesuatu. Amatlah menyenangkan menciptakan sesuatu yang menjadi bagian dari pengalaman dan pengetahuan umat manusia. Hiduplah dengan tanggung jawab etis. Cobalah membuat perubahan di dunia untuk sesuatu yang lebih baik.

5. "There’s a phrase in Buddhism, ‘Beginner’s mind.’ It’s wonderful to have a beginner’s mind."
Ada sebuah frase dalam Budhisme, 'Pikiran pemula.' Berpikir seperti seorang pemula adalah hal yang hebat. Pikiran seorang pemula adalah jenis pikiran yang melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, polos, bebas dari prasangka, penilaian, dan harapan. Seperti seorang anak kecil yang dipenuhi oleh rasa ingin tahu.

6. "We think basically you watch television to turn your brain off, and you work on your computer when you want to turn your brain on."
Studi akademis selama beberapa dekade telah mengiyakan pengaruh buruk televisi bagi mental dan moral. Kebanyakan pencandu TV tahu bahwa kebiasaan itu menumpulkan otak dan sia-sia, tetapi tetap saja mereka menghabiskan banyak waktu di depan televisi. Jadi, matikan TV dan selamatkanlah sel-sel otak kita. Tapi hati-hati, menggunakan komputer juga bisa berdampak buruk bagi otak kita. Coba saja berbincang-bincang dengan seseorang yang menghabiskan 8 jam sehari untuk bermain RPG, atau FPS, atau lainnya.

7. "I’m the only person I know that’s lost a quarter of a billion dollars in one year…. It’s very character-building."
Diriku adalah satu-satunya orang yang saya tahu yang telah kehilangan seperempat miliar dolar dalam satu tahun.... Pengalaman yang sangat membangun karakter. Jangan samakan antara 'membuat kesalahan' dengan 'menjadi sebuah kesalahan.' Tidak ada orang yang sukses dengan tanpa membuat kesalahan. Yang ada adalah orang yang sukses, yang pernah melakukan kesalahan, lalu mengubah cara mereka agar lain kali benar. Mereka memandang kesalahan sebagai peringatan, bukan sebagai pertanda pupusnya harapan. Tidak pernah melakukan kesalahan berarti tidak pernah menjalani kehidupan sepenuhnya.

8. "I would trade all of my technology for an afternoon with Socrates."
Saya bersedia menukar semua teknologi saya untuk seharian bersama Socrates. Selama satu dekade terakhir ini, banyak buku mengenai pelajaran-pelajaran dari tokoh-tokoh masa lalu. Socrates, Leonardo da Vinci, Nicholas Copernicus, Charles Darwin, dan Albert Einstein adalah beberapa tokoh yang menjadi panutan dan inspirasi bagi banyak orang hingga sekarang. Ini bukanlah tentang Socrates, tetapi tentang kita, dan bagaimana kita bisa memberi lebih banyak kebenaran, keindahan, dan kebaikan bagi hidup kita setiap hari.

9. "We’re here to put a dent in the universe. Otherwise why else even be here?"
Kita di sini untuk memberi perubahan di dalam alam semesta. Kalau tidak, untuk apa kita di sini? Tahukah bahwa kita punya hal-hal besar untuk diselesaikan di dalam hidup ini? Kita semua dilahirkan dengan berkat untuk memberikan sesuatu dalam hidup. Berkat tersebut sebenarnya adalah maksud dan arti keberadaan kita. Kita tidak memerlukan ijin siapa pun untuk menentukan apa maksud keberadaan kita. Temukanlah itu.

10. "Your time is limited, so don’t waste it living someone else’s life. Don’t be trapped by dogma – which is living with the results of other people’s thinking. Don’t let the noise of other’s opinions drown out your own inner voice. And most important, have the courage to follow your heart and intuition. They somehow already know what you truly want to become. Everything else is secondary."
Waktu kita terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani hidup yang bukan hidup kita sendiri. Jangan terjebak dengan dogma yang adalah hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan pendapat orang lain menghanyutkan pemikiran kita sendiri. Yang terpenting, milikilah keberanian untuk mengikuti hati dan intuisi kita sendiri. Berikan diri sendiri kesempatan untuk membina kualitas kreatif kita tanpa rasa takut dan tekanan. Jalani kehidupan yang kita pilih dan menjadi tuan bagi diri kita sendiri.


>>> Langganan cerita-cerita di "Moral Compass"
>>> Cerita-cerita bagus lainnya
>>> Info gadget-gadget keren
>>> Gambar animasi lucu untuk Display Pic di BBM kamu

Saturday, April 7, 2012

Ngapain Aku Harus Sedih?


Ada seorang pemuda, yang sedang jatuh cinta kepada seorang perempuan. Perempuan itu gadis yang terbilang biasa-biasa saja, tetapi bagi pemuda itu adalah segala-galanya. Ia sering membayangkan menghabiskan hidupnya bersama perempuan itu. Teman-temannya sering berkata, "kenapa kamu begitu memimpikannya, padahal kamu sendiri tidak tahu apakah dia mencintaimu juga atau tidak. Pertama-tama, beritahu dia dulu tentang perasaanmu, lalu cari tahu apakah ia menyukaimu juga atau tidak."

Ia merasa nasehat teman-temannya ada benarnya juga. Ia pun segera memutuskan untuk mengutarakan isi hatinya kepada perempuan pujaannya itu. Gadis itu sejak awal sudah tahu kalau pemuda ini menyukainya. Suatu hari ketika pemuda itu benar-benar menyatakan cintanya, perempuan itu menolaknya. Teman-teman pemuda itu kuatir sahabatnya ini akan menjadi putus asa dan merusak hidupnya sendiri karena cintanya kandas. Tetapi mereka justru terkejut, sahabatnya itu bersikap biasa saja, seolah tidak terjadi apa-apa.

Penasaran, ketika mereka menanyakan bagaimana bisa ia tidak tampak kecewa dan sedih, ia menjawab, "ngapain aku harus sedih?"

Masih sambil tersenyum, ia melanjutkan, "Aku hanya kehilangan orang yang tidak pernah mencintaiku, dan dia kehilangan orang yang sungguh-sungguh mencintainya."

>>> Langganan cerita-cerita di "Moral Compass"
>>> Cerita-cerita bagus lainnya
>>> Info gadget-gadget keren
>>> Gambar animasi lucu untuk Display Pic di BBM kamu

Kepuasan Pelanggan

Seorang anak muda masuk ke sebuah apotek untuk memakai telefon umum di sana. Pemilik apotek memperhatikan dan mendengarkan pembicaraan bocah itu.

Bocah: Bu, bisakah saya bekerja untuk ibu, memotong rumput taman di rumah ibu?

Nyonya (lawan bicara di telefon): Sudah ada orang yang mengurus taman saya.

Bocah: Bu, saya akan mengurus taman ibu dengan biaya cukup separuh dari yang ibu keluarkan sekarang bu.

Nyonya: Saya sudah puas dengan orang yang sekarang mengurusi taman saya.

Bocah: (dengan lebih antusias) Bu, saya juga akan sapukan trotoar depan rumah dan merapikan semuanya. Rumah ibu akan menjadi rumah dengan taman yang paling indah di sana.

Nyonya: Tidak, terima kasih.

Dengan senyum di wajahnya, bocah itu meletakkan kembali gagang telefon ke  tempatnya. Pemilik apotek yang sedari tadi mendengarkan pembicaraan itu, menjadi heran melihat sikap bocah itu. Kemudian ia menghampirinya.

Pemilik apotek: Nak, saya terkesan dengan sikapmu. Saya senang dengan semangatmu dan bermaksud menawarkan pekerjaan untukmu.

Bocah: Tidak, terima kasih Pak.

Pemilik apotek: Tapi, tadi saya dengar, bukankah kamu butuh pekerjaan?

Bocah: Oh tidak Pak, tadi saya hanya mengecek bagaimana hasil pekerjaan saya. Sayalah yang telah mengerjakan taman untuk nyonya di telefon tadi.

>>> Langganan cerita-cerita di "Moral Compass"
>>> Cerita-cerita bagus lainnya
>>> Info gadget-gadget keren
>>> Gambar animasi lucu untuk Display Pic di BBM kamu

Friday, April 6, 2012

Hidup Ini Singkat, Kawan

Satu pohon dapat membuat jutaan batang korek api,
tapi satu batang korek api dapat membakar jutaan pohon.
Demikian halnya satu pikiran negatif dapat membakar semua pikiran positif.

Korek api mempunyai kepala,
tetapi tidak mempunyai otak,
oleh karena itu setiap kali ada gesekan kecil, sang korek api langsung terbakar.

Kita mempunyai kepala, dan juga otak,
jadi kita tidak perlu kebakaran jenggot hanya karena gesekan kecil.
Dengan menggunakan otak, kita dapat mengurangi stress.

Ketika burung hidup,
ia makan semut.
Ketika burung mati, semut makan burung.

Waktu terus berputar sepanjang jaman.
Siklus kehidupan terus berlanjut.
Jangan merendahkan siapapun dalam hidup.
Akan tetapi kita harus menunjukkan penghargaan pada orang lain,
bukan karena siapa mereka,
tetapi karena siapakah diri kita sendiri.

Kita mungkin berkuasa tapi waktu lebih berkuasa daripada kita..
Waktu kita sedang jaya, kita merasa banyak teman di sekeliling kita, kita percaya diri melakukan apa saja.
Waktu kita tak berdaya, barulah kita sadar siapa saja sahabat sejati kita.
Waktu kita down, baru kita sadar selama ini siapa saja teman yang hanya memperalat & menggunakan kita...

Waktu kita sakit, kita baru tahu bahwa sehat itu sangat penting, jauh melebihi harta.
Manakala kita miskin, kita baru tahu jadi orang harus banyak memberi, bersedekah dan saling membantu.
Ketika kita tua, kita baru tahu kalau masih banyak yang belum dikerjakan.
Dan setelah di ambang ajal, kita baru tahu ternyata begitu banyak waktu yang terbuang sia-sia.

Hidup tidaklah lama, sudah saatnya kita semua membuat HIDUP LEBIH BERHARGA:
Saling menghargai
Saling membantu dan memberi
Saling mendukung
Jadilah teman setia tanpa syarat
Jauhkan niat jahat untuk mencelakai dan memaksa seseorang melakukan suatu hal yang menyimpang untuk kepentingan pribadi kita.

>>> Langganan cerita-cerita di "Moral Compass"
>>> Cerita-cerita bagus lainnya
>>> Info gadget-gadget keren
>>> Gambar animasi lucu untuk Display Pic di BBM kamu

Tuesday, April 3, 2012

Kupu-Kupu dan Kepompongnya

Seseorang memungut sebuah kepompong. Ia membawanya pulang ke rumahnya, supaya bisa mengamatinya menetaskan kupu-kupu. Suatu hari, tampak retakan kecil, dan ia tetap duduk di sana, mengamatinya berjam-jam, ketika kupu-kupu di dalam kepompong itu berjuang mengeluarkan tubuhnya. Lalu, tampaknya kupu-kupu itu berhenti bergerak. Sepertinya ia sudah berusaha semampunya. Orang itu merasa iba, lalu memutuskan untuk membantu kupu-kupu itu.

Lalu ia mengambil sebuah gunting, dan menggunting sedikit kulit kepompong itu. Kupu-kupu itu dengan mudah keluar. Tetapi, tubuhnya agak benjol dan sayapnya kecil dan mengerut. Orang itu terus mengamatinya. Ia berharap suatu waktu sayap kupu-kupu itu akan mengembang. Tidak ada yang terjadi. Kenyataannya, kupu-kupu kecil itu hanya bisa merayap dengan tubuh benjol dan sayap yang kecil. Ia tidak pernah bisa terbang.

Apa yang orang itu, dengan rasa iba dan kebaikannya, tidak pahami adalah, kupu-kupu harus berjuang untuk keluar dari kulit kepompongnya, melalui celah yang kecil. Itulah cara Tuhan untuk memaksa cairan dari dalam tubuh kupu-kupu agar mengalir ke sayap-sayapnya, agar siap untuk terbang ketika ia berhasil keluar dari kepompongnya. Dengan menghilangkan tantangan yang harus dihadapi kupu-kupu, ia juga telah menghilangkan kesehatan kupu-kupu itu.

Kadang kala, perjuangan mutlak diperlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan mengijinkan kita menjalani kehidupan tanpa ada rintangan, Ia justru melumpuhkan kita.


>>> Langganan cerita-cerita di "Moral Compass"
>>> Cerita-cerita bagus lainnya
>>> Info gadget-gadget keren
>>> Gambar animasi lucu untuk Display Pic di BBM kamu

Monday, April 2, 2012

Penerimaan Mutlak

Suatu pagi, ketika John bersiap-siap pergi bekerja, ia berkata kepada istrinya bahwa akhirnya ia memutuskan untuk meminta kenaikan gaji. Sepanjang hari ia menjadi gugup dan gelisah. Bagaimana kalau bos menolak permohonannya? John sudah bekerja keras selama 18 bulan ini dan memberikan kontribusi cukup besar untuk perusahaan periklanan tempatnya bekerja. Tentu saja ia pantas mendapatkan kenaikan gaji.

Berpikir untuk berjalan ke ruangan bosnya saja sudah membuat lututnya lemas. Sore hari sekali barulah ia memberanikan diri menemui bosnya. Di luar dugaan, bos menyetujui permohonan kenaikan gajinya!

John tiba di rumah larut malam hari. Ternyata istrinya, Jane, sudah menyiapkan makan malam yang meriah, menu favoritnya. John berpikir, pasti seseorang di kantor sudah membocorkan kenaikan gaji John kepada istrinya.

Di dekat piring makannya, John menemukan sebuah catatan kecil. Dari istrinya. Isinya: "Selamat, sayangku! Aku yakin kamu pasti mendapatkan kenaikan gaji! Aku menyiapkan makan malam ini untuk menunjukkan betapa aku mencintaimu. Aku sangat bangga dengan pencapaianmu!" Ia merenung sejenak, betapa sensitif dan perhatian istrinya.

Setelah menghabiskan makanannya, John pergi ke dapur, lalu ia melihat sebuah catatan lain di lantai dapur. Mungkin terjatuh dari saku Jane. Ia memungutnya, lalu membaca: "Jangan kuatir kamu tidak mendapat kenaikan gaji. Bagaimana pun juga, kamulah yang terbaik. Aku menyiapkan makan malam ini untuk menunjukkan betapa aku mencintaimu, meskipun kamu tidak mendapatkan kenaikan gaji."

Mendadak air mata sudah memenuhi mata John. Penerimaan mutlak! Jane mendukungnya, dalam kondisi apapun.

Rasa takut akan penolakan kerap kali memudar tatkala kita tahu bahwa seseorang mencintai kita tanpa peduli akan keberhasilan atau ketidakberhasilan kita.

>>> Langganan cerita-cerita di "Moral Compass"
>>> Cerita-cerita bagus lainnya
>>> Info gadget-gadget keren
>>> Gambar animasi lucu untuk Display Pic di BBM kamu

Wednesday, March 28, 2012

Miskomunikasi. Kisah Nyata

Sejak kecil suami saya telah kehilangan ayahnya, dia adalah satu-satunya harapan nenek, nenek pula yang membesarkan dan menyekolahkannya hingga tamat kuliah. Suami saya mengutarakan idenya untuk menjemput nenek di kampung agar bisa tinggal bersama kami. Saya terus mengangguk tanda setuju, kami segera menyiapkan sebuah kamar yang menghadap taman untuk nenek, agar beliau dapat berjemur, menanam bunga dan sebagainya. Suami saya berdiri sesaat di depan kamar yang sangat kaya dengan sinar matahari itu, tidak sepatah katapun yang terucap. Lalu tiba-tiba saja dia memeluk, mengangkat dan memutar-mutar saya seperti adegan dalam film India sambil berkata: "Mari, kita jemput nenek di kampung".

Suami saya berbadan tinggi besar, saya suka sekali menyandarkan kepala di dadanya yg bidang. Ada suatu perasaan nyaman dan aman disana. Saya merasa seperti sebuah boneka kecil yang kapan saja bisa diangkat dan dimasukkan ke dalam kantongnya. Kalau terjadi selisih paham diantara kami, dia suka tiba-tiba mengangkat saya tinggi-tinggi dan diputar-putar sampai aku berteriak ketakutan baru diturunkan. Saya sungguh menikmati saat-saat seperti itu.


Nenek kini tinggal bersama kami. Saya suka sekali menghias rumah dengan bunga segar, sampai akhirnya nenek tidak tahan lagi dan berkata kepada suami: "Istri kamu hidup foya-foya, buat apa beli bunga? Kan bunga tidak bisa dimakan?" Saya menjelaskan kepada nenek: "Ibu, rumah dengan bunga segar membuat rumah terasa lebih nyaman dan suasana hati lebih gembira." Nenek berlalu sambil menggerutu. Suami saya berkata sambil tertawa: "Ibu, ini kebiasaan orang kota, lambat laun ibu akan terbiasa juga."

Nenek tidak protes lagi, tetapi setiap kali melihat saya pulang sambil membawa bunga, nenek tidak bisa menahan diri untuk bertanya berapa harga bunga itu. Setiap mendengar jawabanku, nenek selalu mencibir sambil menggelengkan kepala. Setiap membawa pulang barang belanjaan, nenek selalu bertanya: itu berapa harganya ,ini berapa harganya. Setiap saya jawab, nenek selalu menggerutu dengan suara keras. Suami saya memencet hidungku sambil berkata: "Putriku, kan kamu bisa berbohong. Jangan katakan harga yang sebenarnya."

Nenek sangat tidak bisa menerima melihat suami saya bangun pagi menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya sendiri. Di mata nenek seorang anak laki-laki masuk ke dapur adalah hal yang sangat memalukan. Di meja makan, wajah nenek selalu cemberut dan saya sengaja berpura-pura tidak tahu. Nenek selalu membuat bunyi-bunyian dengan alat makan seperti sumpit dan sendok, itulah caranya protes.

Saya adalah seorang instrukstur tari. Seharian menari terus-menerus membuat badan sangat letih. Saya tidak ingin membuang waktu istirahat dengan bangun pagi apalagi di saat musim dingin. Nenek kadang juga suka membantuku di dapur, tetapi makin dibantu malah membuat saya menjadi semakin repot. Misalnya: nenek selalu menyimpan semua kantong-kantong bekas belanjaan. Dikumpulkan bisa untuk dijual katanya. Jadilah rumah ini seperti tempat pemulungan kantong plastik. Dimana-mana terlihat kantong plastik besar tempat mengisi semua kumpulan kantong plastik lainnya.

Kebiasaan nenek mencuci piring bekas makan tidak menggunakan cairan pencuci. Agar nenek tidak tersinggung, saya selalu mencucinya sekali lagi pada saat nenek sudah tidur. Suatu hari, nenek mendapati saya sedang mencuci piring di malam hari. Nenek segera masukke kamar sambil membanting pintu dan menangis. Suami saya jadi merasa serba salah. Malam itu kami tidur seperti orang bisu, saya mencoba bermanja-manja dengannya, tetapi dia tidak peduli. Saya menjadi kecewa dan marah. Lambat laun, keharmonisan dalam rumah tangga kami mulai terusik. "Apa salahku?" Dia melotot sambil berkata: "Kenapa tidak kamu biarkan saja? Apakah memakan dengan pring itu bisa membuatmu mati?"

Aku dan nenek tidak bertegur sapa untuk waktu yang cukup lama, suasana mejadi kaku. Suami saya pun menjadi sangat kikuk, tidak tahu harus berpihak kepada siapa? Nenek tidak lagi membiarkan suami saya masuk ke dapur, setiap pagi dia selalu bangun lebih pagi dan menyiapkan sarapan untuknya. Wajahnya terlihat sangat bahagia setiap melihat suami saya makan dengan lahap. Dengan sinar mata yang seakan mencemoh sewaktu melihat ke arah saya, seakan berkata dimana tanggung jawabmu sebagai seorang istri? Untuk menghindari suasana pagi hari di meja makan, saya selalu membeli makanan di luar pada saat berangkat kerja. Saat tidur, suami berkata: "Lu di, apakah kamu merasa masakan ibu tidak enak dan tidak bersih sehingga kamu tidak pernah makan di rumah?" Sambil memunggungiku dia berkata tanpa menghiraukan air mata yg mengalir di kedua belah pipiku. Dan dia akhirnya berkata: "Anggaplah ini sebuah permintaanku, makanlah bersama kami setiap pagi." Aku mengiyakannya dan kembali ke meja makan yang serba canggung itu.

Pagi itu nenek memasak bubur. Kami sedang makan dan tiba-tiba saya merasa amat mual, seakan-akan isi perut mau keluar semua. Saya menahannya sambil berlari ke kamar mandi, sampai disana aku segera memuntahkan semua isi perut. Setelah agak reda, saya melihat suami saya berdiri di depan pintu kamar mandi dan memandang dengan sinar mata yg tajam, di luar sana terdengar suara tangisan nenek dan berkata-kata dengan bahasa daerahnya. Saya terdiam dan terbengong tanpa bisa berkata-kata. Sungguh bukan aku sengaja seperti itu!. Pertama kalinya dalam perkawinan, saya bertengkar hebat dengan suami. Nenek melihat kami dengan mata merah dan berjalan menjauh. Suami saya segera mengejarnya keluar rumah.


Selama tiga hari suami saya tidak pulang ke rumah dan tidak juga menelepon. Saya sangat kecewa. Semenjak kedatangan nenek di rumah ini, saya sudah banyak mengalah, mau bagaimana lagi? Entah kenapa saya selalu merasa mual dan kehilangan nafsu makan, ditambah lagi dengan keadaan rumah yang kacau, sungguh sangat menyebalkan. Akhirnya seorang teman sekerja berkata: "Lu Di, sebaiknya kamu periksa ke dokter." Hasil pemeriksaan menyatakan aku sedang hamil. Saya baru sadar mengapa saya mual-mual pagi itu. Sebuah berita gembira, namun terselip juga kesedihan. Mengapa suami dan nenek sebagai orang yg berpengalaman tidak berpikir sampai sejauh itu?

Di pintu masuk rumah sakit aku melihat suami saya. Tiga hari tidak bertemu, dia berubah drastis. Muka kusut kurang tidur, aku ingin segera berlalu tetapi rasa iba membuat saya menyapalnya. Dia melihat ke arah saya, tetapi seakan akan tidak mengenali saya lagi. Pandangan matanya penuh dengan kebencian dan itu melukai saya. Saya berkata pada diri sendiri, jangan lagi melihatnya dan segera memanggil taksi. Padahal saya sangat ingin memberitahunya bahwa kami akan segera memiliki seorang anak. Dan berharap saya akan diangkatnya tinggi-tinggi dan diputar-putar, tetapi..... mimpi itu tidak menjadi kenyataan. Di dalam taksi, air mata mengalir dengan deras. Mengapa kesalahpahaman ini berakibat sangat buruk?

Sampai di rumah saya berbaring di ranjang memikirkan peristiwa tadi. Memikirkan sorot matanya yang penuh dengan kebencian. Saya menangis dengan sedihnya. Tengah malam, saya mendengar suara orang membuka laci, aku menyalakan lampu dan melihat dia dengan wajah berlinang air mata sedang mengambil uang dan buku tabungannya. Saya nenatapnya dengan dingin tanpa berkata-kata. Dia seperti tidak melihat saja dan segera berlalu. Sepertinya dia sudah memutuskan untuk meninggalkan aku. Sungguh lelaki yang sangat picik, pada saat begini dia masih bisa membedakan antara cinta dengan uang. Aku tersenyum sambil menitikkan air mata.

Saya tidak masuk kerja keesokan harinya. Saya ingin secepatnya membereskan masalah ini. Saya akan pergi mencarinya ke kantornya untuk membicarakan semua masalah ini. Di kantornya saya bertemu dengan sekretarisnya yang melihat dengan wajah bingung. "Ibunya pak direktur baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas dan sedang berada di rumah sakit. Mulut saya menganga lebar. Saya segera menuju rumah sakit dan saat menemukannya, nenek sudah meninggal. Suami saya tidak menatap saya. Wajahnya kaku. Saya memandang jasad nenek yang terbujur kaku. Sambil menangis, saya menjerit di dalam hati: "Tuhan, mengapa ini bisa terjadi?" Sampai selesai upacara pemakaman, suami saya tidak pernah bertegur sapa dengan saya. Jika memandang saya, selalu dengan pandangan penuh dengan kebencian.

Tentang peristiwa kecelakaan itu juga saya ketahui dari orang lain. Pagi itu nenek berjalan ke arah terminal, rupanya nenek mau kembali ke kampung. Suami saya mengejarnya sambil berlari, nenek juga berlari makin cepat sampai tidak melihat sebuah bus yang datang ke arahnya dengan kencang. Saya baru mengerti mengapa pandangan suamiku penuh dengan kebencian. Jika saya tidak muntah pagi itu, jika kami tidak bertengkar, jika.... Di matanya, sayalah penyebab kematian nenek.

Suami saya pindah ke kamar nenek. Setiap malam pulang kerja dengan badan penuh dengan bau asap rokok dan alkohol. Saya merasa bersalah tetapi juga merasa harga diri ini terinjak-injak. Saya ingin menjelaskan bahwa semua ini bukan salah saya, dan juga memberitahunya bahwa kami akan segera mempunyai anak. Tetapi melihat sorot matanya, saya lalu mengurungkan untuk menjelaskan masalah ini. Saya rela dipukul atau dimaki-maki olehnya walaupun ini bukan salah saya. Waktu berlalu dengan sangat lambat. Kami hidup serumah tetapi seperti tidak mengenal satu sama lain. Dia pulang makin larut malam. Suasana kaku di dalam rumah.

Suatu hari, saya berjalan melewati sebuah kafe. Melalui keremangan lampu dan kisi-kisi jendela, saya melihat suami saya dengan seorang perempuan di dalam. Dia sedang menyibak rambut perempuan itu dengan mesra. Saya tertegun dan mengerti apa yang telah terjadi. Saya masuk ke dalam dan berdiri di depan mereka sambil menatap tajam ke arahnya. Saya tidak menangis, juga tidak berkata apapun karena saya juga tidak tahu harus berkata apa. Perempuan itu melihat saya, lalu ke arah suami saya, dan segera hendak pergi. Tetapi dicegah oleh suami saya, yang menatap balik ke arah saya, dengan sinar mata yang tidak kalah tajam. Suara detak jangtung saya terasa sangat keras.

Akhirnya saya mengalah dan berlalu dari hadapan mereka, jika tidak... mungkin saya akan jatuh bersama bayi ini di hadapan mereka. Malam itu dia tidak pulang ke rumah. Seakan menjelaskan kepada saya apa yang telah terjadi. Sepeninggal nenek, rajutan cinta kasih kami juga sepertinya sudah berakhir. Dia tidak kembali lagi ke rumah, kadang sewaktu pulang ke rumah, saya mendapati lemari seperti bekas dibongkar. Saya tahu dia kembali mengambil barang-barang keperluannya. Saya tidak ingin meneleponnya walaupun kadang terlintas suatu keinginan untuk menjelaskan semua ini. Tetapi itu tidak terjadi... Semua berlalu begitu saja.

Saya mulai hidup seorang diri. Pergi memeriksa kandungan seorang diri. Setiap kali melihat sepasang suami istri sedang cek kandungan bersama, hati ini serasa hancur. Teman-teman menyarankan agar saya menggugurkan bayi ini saja, tetapi saya seperti orang yang histeris mempertahankan miliknya. Hitung-hitung sebagai pembuktian kepada nenek bahwa saya tidak bersalah.

"Suatu hari pulang kerja, saya melihatnya duduk di depan ruang tamu. Ruangan penuh dengan asap rokok dan ada selembar kertas diatas meja. Tidak perlu ditanya, saya juga tahu surat apa itu. Dua bulan hidup sendiri, saya sudah bisa mengontrol emosi. Sambil membuka mantel dan topi saya berkata kepadanya: "Tunggu sebentar, saya akan segera menanda tanganinya". Dia melihat dengan pandangan awut-awutan, demikian juga saya. Saya berkata pada diri sendiri, jangan menangis, jangan menangis. Mata ini terasa sakit sekali tetapi saya terus menahan agar air mata ini tidak keluar.

Selesai membuka mantel, saya berjalan ke arahnya dan ternyata dia memperhatikan perutku yg agak membuncit. Sambil duduk di kursi, saya menanda tangani surat itu dan menyodorkan kepadanya. "Lu Di, kamu hamil?" Semenjak nenek meninggal, itulah pertama kali dia berbicara kepadaku. Saya tidak bisa lagi membendung air mata yg menglir keluar dengan derasnya. Saya menjawab: "Iya, tetapi tidak apa-apa. Kamu sudah boleh pergi." Dia tidak pergi, dalam keremangan ruangan kami saling berpandangan. Perlahan-lahan dia membungkukan badannya ke tangan saya, air matanya terasa menembus lengan baju. Tetapi di lubuk hati ini, semua sudah berlalu, banyak hal yang sudah pergi dan tidak bisa diambil kembali. Entah sudah berapa kali saya mendengarnya mengucapkan kata: "Maafkan aku, maafkan aku". Saya pernah berpikir untuk memaafkannya tetapi tidak bisa. Tatapan matanya di kafe itu tidak akan pernah bisa saya lupakan. Sudah ada sebuah luka yg menganga di dalam cinta di antara kami. Semua ini karena kesengajaan darinya.

Berharap dinding es itu akan mencair, tetapi yang telah berlalu tidak akan pernah kembali. Hanya sewaktu memikirkan bayi ini saya bisa bertahan untuk terus hidup. Terhadapnya, hati saya sudah dingin bagaikan es. Saya tidak pernah menyentuh semua makanan yang dibelinya, tidak menerima semua hadiah pemberiannya tidak juga berbicara lagi dengannya. Sejak menanda tangani surat itu, semua cinta padanya sudah berlalu, harapan telah lenyap tidak berbekas.

Kadang dia mencoba masuk ke kamar untuk tidur bersama. Saya segera pergi ke ruang tamu. Dia terpaksa kembali ke kamar nenek. Malam hari, terdengar suara orang mengerang dari kamar nenek tetapi saya tidak peduli. Itu adalah permainannya dari dulu. Jika saya tidak peduli padanya, dia akan berpura-pura sakit sampai saya menghampirinya dan bertanya apa yang sakit. Dia lalu akan memeluk saya

Begitu seterusnya, setiap malam saya mendengar suara orang mengerang. Hampir setiap hari dia selalu membeli barang-barang perlengkapan bayi, perlengkapan anak-anak dan buku-buku bacaan untuk anak-anak. Setumpuk demi setumpuk sampai kamarnya penuh sesak dengan barang-barang. Saya tahu, dia mencoba menarik simpati, tetapi saya tidak bergeming. Terpaksa dia mengurung diri di dalam kamar. Malam hari, dari kamarnya selalu terdengar suara pencetan keyboard komputer. Mungkin dia lagi tergila-gila chatting dan berpacaran di dunia maya. Bagi saya itu bukan lagi suatu masalah.

Suatu malam di musim semi, perut saya tiba-tiba terasa sangat sakit, dan saya berteriak dengan suara yang keras. Dia segera berlari masuk ke kamar, sepertinya dia tidak pernah tidur. Saat inilah yg ditunggu-tunggu olehnya. Saya digendongnya dan berlari mencari taksi ke rumah sakit. Sepanjang jalan, dia mengenggam dengan erat tangan saya, menghapus keringat dingin yang mengalir di dahi saya. Sampai di rumah sakit, saya segera digendongnya menuju ruang bersalin. Di punggungnya yg kurus kering, Saya terbaring dengan hangat dalam dekapannya. Sepanjang hidup saya, siapa lagi yang mencintai saya sedemikian rupa jika bukan dia?

Sampai di pintu ruang bersalin, dia memandang dengan tatapan penuh kasih sayang saat saya didorong menuju persalinan, sambil menahan sakit saya masih sempat tersenyum padanya. Keluar dari ruang bersalin, dia memandang saya dan anak kami dengan wajah penuh dengan air mata sambil tersenyum bahagia. Saya memegang tangannya, dia membalas memandang dengan bahagia, tersenyum dan menangis lalu terjerambab ke lantai. Saya berteriak histeris memanggil namanya.

Setelah sadar, dia tersenyum tetapi tidak bisa membuka matanya. Saya pernah berpikir untuk tidak akan lagi mengeluarkan setetes pun air mata untuknya, tetapi kenyataannya tidak demikian, saya tidak pernah merasakan sesakit saat ini. Kata dokter, kanker hatinya sudah sampai pada stadium mematikan, bisa bertahan sampai hari ini sudah merupakan sebuah mukjijat. Saya bertanya kapan kanker itu terdeteksi? Lima bulan yang lalu, kata dokter. Bersiap-siaplah menghadapi kemungkinan terburuk. Saya tidak lagi peduli dengan nasehat perawat, saya segera pulang ke rumah dan ke kamar nenek lalu menyalakan komputer.

Ternyata selama ini suara orang mengerang adalah benar apa adanya. Saya masih berpikir dia sedang bersandiwara. Sebuah surat yang sangat panjang ada di dalam komputer yang ditujukan kepada anak kami. "Anakku, demi dirimu aku terus bertahan, sampai aku bisa melihatmu. Itu adalah harapanku. Aku tahu dalam hidup ini, kita akan menghadapi semua bentuk kebahagiaan dan kekecewaan. Sungguh bahagia jika aku bisa melaluinya bersamamu. Tetapi ayah tidak punya kesempatan untuk itu. Didalam komputer ini, ayah mencoba memberikan saran dan nasehat terhadap segala kemungkinan hidup yang akan kamu hadapi. Kamu boleh mempertimbangkan saran ayah. Anakku, selesai menulis surat ini, ayah merasa telah menemanimu hidup selama bertahun -tahun. Ayah sungguh bahagia. Cintailah ibumu, dia sungguh menderita, dia adalah orang yang paling mencintaimu dan adalah orang yang paling ayah cintai."

Mulai dari kejadian yang mungkin akan terjadi sejak TK, SD, SMP, SMA sampai kuliah, semua tertulis dengan lengkap di dalamnya. Dia juga menulis sebuah surat untukku. "Sayangku, dapat menikahimu adalah hal yang paling bahagia yang aku rasakan dalam hidup ini. Maafkan salahku, maafkan aku tidak pernah memberitahumu tentang penyakitku. Aku tidak mau kesehatan bayi kita terganggu oleh karenanya. Kasihku, jika engkau menangis sewaktu membaca surat ini, berarti kau telah memaafkan aku. Terima kasih atas cintamu padaku selama ini. Hadiah-hadiah ini aku tidak punya kesempatan untuk memberikannya pada anak kita. Pada bungkusan hadiah, tertulis semua tahun untuk waktu pemberian kepadanya"."

Kembali ke rumah sakit, suamiku masih terbaring lemah. Aku menggendong anak kami dan membaringkannya di atas dadanya sambil berkata: "Sayang, bukalah matamu sebentar saja, lihatlah anak kita. Aku mau dia merasakan kasih sayang dan hangatnya pelukan ayahnya". Dengan susah payah dia membuka matanya, tersenyum... Anak itu tetap di dalam dekapannya, dengan tangannya yang mungil memegangi tangan ayahnya yang kurus dan lemah. Tidak tahu sudah berapa kali aku sudah menjepret momen itu dengan kamera di tangan sambil berurai air mata.

Ini adalah cerita sebenarnya. Diceritakan oleh Lu Di dan diedit oleh Lian Shu Xiang

ooo00000ooo

Jika ada sesuatu yg mengganjal di hati, di antara kalian, yang saling mengasihi, sebaiknya utarakanlah. Jangan simpan di dalam hati. Siapa tahu apa yang akan terjadi besok? Ada sebuah pertanyaan: Jika kita tahu besok adalah hari kiamat, apakah kita akan menyesali semua hal yang telah kita perbuat? Atau apa yang telah kita ucapkan? Sebelum segalanya menjadi terlambat, pikirkanlah matang-matang semua yang akan kita lakukan sebelum kita menyesalinya seumur hidup.