"Tidak ada benih, mana ada buah"
"Tidak ada orang tua, mana ada kita"
"Tidak ada balas jasa, mana ada kebahagiaan'
Di seluruh penjuru dunia, selalu ada cerita-cerita mengenai anak yang tidak berbakti, yang durhaka, yang akhirnya selalu tertimpa kemalangan dan hidupnya berakhir dengan tragis.
Benarkah demikian?
Apakah cerita-cerita itu hanya karangan belaka, atau memang demikian adanya?
Tak ada manusia di dunia ini yang tidak mengharapkan anak-anaknya menjaga, merawat, memperhatikan, dan menghormati dirinya. Apalagi di usia senja nanti, saat anak menjadi tumpuan dan sandarannya.
Tetapi pernahkah terbayangkan bahwa bila diri sendiri sekarang tidak berbakti, tidak hormat, tidak patuh, tidak peduli kepada orang tua, lalu apakah di masa tuanya nanti bisa mengharapkan anak-anaknya berbakti?
Keluhuran manusia tidak diukur dari harta kekayaan, pangkat kedudukan, atau pengetahuan. Melainkan dari budi pekerti.Budi pekerti diukur dari sikap perilaku dan perbuatan. Perilaku dan perbuatan yang paling utama dari segala kebajikan tidak lain adalah berbakti kepada orang tua.
Orang-orang bijak berkata:
"Tidak menghormati dan mencintai orang tua, berarti melawan dan mengkhianati etika kemanusiaan. Di antara sekian banyaknya dosa manusia, maka tidak berbakti adalah dosa yang terbesar"
"Apabila pada suatu waktu, dalam mengerjakan segala hal selalu menemui rintangan dan kegagalan, maka cobalah introspeksi diri. Apakah ada kekurangan dalam melayani orang tua, apakah sudah menjalankan bakti dengan sesungguhnya?"
"Budi jasa orang tua tiada batasnya, sehingga sungguh sulit menebus dosa dari orang yang tidak berbakti"
No comments:
Post a Comment