Sekali waktu sebuah lilin kecil berdiri di sebuah ruangan penuh dengan lilin lainnya, kebanyakan dari mereka jauh lebih besar dan jauh lebih indah dari dia. Beberapa penuh hiasan dan tidak ada yang sederhana, seperti dia. Ada yang putih, ada yang biru, ada yang merah muda, dan ada yang hijau. Dia tidak tahu mengapa ia ada di sana, dan lilin-lilin lain membuatnya merasa amat kecil dan tidak dihiraukan.
Ketika matahari terbenam dan ruangan mulai gelap, ia melihat seorang pria besar berjalan ke arahnya dengan korek api yang menyala. Dia tiba-tiba menyadari bahwa orang itu akan mengambil dan membakarnya. "Tidak, tidak!" dia menangis, "Aaaaagghhh Jangan membakar saya,! Tolong!" Tapi ia tahu bahwa orang itu tidak akan mendengarnya dan ia pun bersiap untuk rasa sakit yang pasti akan mengikuti.
Terkejut karena ruangan mulai diisi dengan cahaya. Dia bertanya-tanya dari mana asalnya karena korek api yang dipegang orang itu telah padam. Alangkah senangnya ketika ia menyadari bahwa cahaya itu datang dari dirinya sendiri.
Lalu orang itu menyalakan lagi korek apinya, dan satu per satu menyalakan lilin lain di ruangan itu. Masing-masing memberikan cahaya yang sama yang menyala padanya.
Selama beberapa jam berikutnya, ia memperhatikan bahwa, perlahan-lahan, tubuhnya mulai meleleh. Dia menyadari bahwa dia akan segera mati. Dengan kesadaran ini timbul perasaan atas mengapa ia diciptakan. "Mungkin tujuan saya di dunia adalah untuk memberikan cahaya sampai aku mati." Dan itulah apa yang dilakukannya. Tuhan menciptakan Anda dan saya untuk menghasilkan cahaya dalam dunia gelap.
Seperti sang lilin kecil itu, tujuan keberadaan kita semua sama, untuk menerangi dunia yang sama, dan dapat menghasilkan jumlah cahaya yang sama, tidak peduli seberapa kecil kita atau warna apa kita. Tapi kita tidak bisa menghasilkan cahaya sendiri sampai kita menerimanya dari sumber luar. Sumber yang adalah Tuhan, terang dunia.
No comments:
Post a Comment