WISH FEMI HERBS

WISH FEMI HERBS

Monday, March 5, 2012

Berhenti? Sebuah Percakapan Menyenangkan dengan Tuhan

Hari ini aku memutuskan untuk BERHENTI.

Berhenti dari pekerjaan

Berhenti dari percintaan dan relasi

Berhenti beriman

Aku ingin berhenti dari hidupku

Lalu aku pergi ke hutan untuk berbicara terakhir kalinya dengan Tuhan.

"Tuhan," aku memanggilNya. "Bisakah Tuhan berikan satu alasan supaya aku tidak berhenti?"

 JawabanNya membuatku terkejut...

"Lihat di sekitarmu," Tuhan berkata. "Kamu lihat ada tanaman pakis dan bambu?"

"Ya," jawabku.

"Waktu Aku menanam benih pakis dan bambu, Aku bersungguh-sungguh merawat mereka. Aku beri cahaya, Aku beri air. Pakis tumbuh cepat, segera saja membuat tanah menjadi hijau. Tidak demikian dengan benih bambu. Tetapi Aku tidak berhenti. Di tahun kedua, pakis tumbuh makin subur dan banyak. Dan lagi-lagi, tidak ada yang terjadi dengan bambu. Tetapi Aku tidak berhenti." Kata Tuhan.

"Di tahun ketiga masih tidak ada apa-apa dengan bambu. Tapi Aku tak ingin berhenti. Di tahun keempat juga tidak ada apa-apa dengan bambu. Aku tidak berhenti." Kata Tuhan lagi.

"Lalu di tahun kelima, tunas mungil muncul dari tanah. Jika dibandingkan dengan pakis, betul-betul tidak ada apa-apanya. Tetapi hanya dalam enam bulan kemudian saja, bambu itu sudah tumbuh setinggi lebih dari tiga puluh meter. Ia telah menghabiskan lima tahun pertamanya untuk menumbuhkan akar-akarnya. Akar-akar itu yang membuatnya kuat dan memberikan apa yang dibutuhkannya untuk bertahan. Aku tidak akan memberi  kepada ciptaan-ciptaanKu, tantangan yang tidak bisa mereka atasi." Demikian yang dikatakan Tuhan.

"Tahukah kamu, bahwa selama ini kamu berjuang, sesungguhnya kamu sedang menumbuhkan akar-akarmu? Terhadap bambu, Aku tidak akan berhenti. Terhadap kamu juga Aku tidak akan berhenti. Jangan membandingkan dirimu dengan yang lain." Kata Tuhan. 

"Bambu punya maksud dan tujuan yang berbeda dengan pakis. Namun demikian, mereka sama-sama membuat hutan ini menjadi indah. Waktumu akan tiba, kamu akan menjulang tinggi." Kata Tuhan.

"Aku akan jadi seberapa tinggi?" Aku bertanya.

"Seberapa tinggi bambu akan tumbuh?" Tuhan balik bertanya.

"Setinggi yang ia bisa?" jawabku ragu

"Benar." Jawab Tuhan kepadaku. "Muliakanlah Aku dengan tumbuh setinggi yang kau bisa."

No comments:

Post a Comment