John bertemu gadis itu di sebuah pesta. Jane, begitu luar biasa, banyak orang yang mendekatinya, sementara John sangat biasa saja, tidak ada yang meliriknya. Pada akhir pesta, John mengundang Jane untuk minum kopi bersamanya, Jane terkejut, namun karena ingin bersikap sopan, Jane pun menyetujuinya.
Mereka duduk di warung kopi yang cukup bagus. John terlalu gugup untuk memulai percakapan, Jane juga merasa tidak nyaman. "Tolong, biarkan aku pulang" Jane mengeluh di dalam hati.... Tiba-tiba John memanggil pelayan. "Tolong beri saya garam, saya ingin memasukkannya ke dalam kopi saya." Orang-orang menatapnya, aneh! Wajahnya berubah merah, tapi tetap saja dia memasukkan garam tersebut ke dalam kopinya dan meminumnya.
Penasaran, Jane bertanya, "mengapa Kamu minum kopi pakai garam?" John menjawab, "ketika aku masih kecil, aku tinggal di dekat laut. Aku suka bermain di laut, aku bisa merasakan rasa air laut, seperti rasa kopi yang asin ini. Sekarang setiap kali saya minum kopi yang asin, aku selalu teringat masa kecilku. Ingat kampung halaman, aku amat merindukan kampung halamanku, dan kedua orang tuaku yang masih tinggal di sana." Sambil bercerita, air matanya mulai membasahi matanya. Jane sangat tersentuh. Itulah perasaan lelaki ini yang sebenarnya, dari lubuk hatinya. Seorang lelaki yang bisa menceritakan kerinduan hatinya, ia pasti orang yang mencintai, peduli, dan memiliki tanggung jawab akan rumahnya. Kemudian Jane juga mulai berbicara, bercerita tentang kampung halamannya yang jauh di sana. Juga tentang masa kecilnya, keluarganya. Dari situ perbincangan yang hangat mulai mengalir, yang menjadi awal yang indah dari kisah mereka.
Mereka pun mulai berkencan. Menurut Jane, sebenarnya John adalah seorang lelaki yang dapat memenuhi segala yang didambakannya. Dia punya toleransi, baik hati, hangat, berhati-hati. John orang yang baik, dan hampir saja Jane mengabaikannya! Tapi untung ada kopi asin! Kemudian cerita berlanjut seperti layaknya setiap cerita cinta yang indah, sang putri menikah dengan sang pangeran, kemudian mereka menjalani kehidupan yang bahagia... Dan setiap kali Jane membuatkan kopi untuk suaminya, ia membubuhkan garam ke dalam kopi, karena ia tahu yang digemari suaminya.
Empat puluh tahun berlalu, John meninggal dunia, meninggalkan sepucuk surat yang mengatakan: "Sayangku, maafkan aku, maafkan kebohongan sepanjang hidupku, ini adalah sebuah kebohongan yang aku katakan padamu --- tentang kopi asin. ingat kencan pertama kita? Waktu itu aku sangat gugup, sebenarnya aku ingin minta gula, tapi malah bilang garam Sulit bagiku untuk meralatnya, jadi aku teruskan saja. Aku tak pernah berpikir bahwa itu bisa menjadi awal komunikasi kita! Berkali-kali aku mencoba untuk memberitahu Kamu yang sebenarnya, tapi aku terlalu takut melakukannya, dan aku berjanji untuk tidak berbohong kepadamu dalam hal apapun... Sekarang aku sekarat, aku sudah tidak takut apapun, jadi akan kukatakan yang sebenarnya: Aku tidak suka kopi asin, rasanya sungguh aneh dan tak enak... Tapi aku minum kopi asin buatanmu seumur hidupku. Sejak aku mengenalmu, aku tidak pernah menyesali semua yang aku lakukan untukmu. Memilikimu dalam hidupku adalah kebahagiaan terbesar dalam seluruh hidupku. Kalau aku boleh hidup untuk kedua kalinya, aku masih menginginkan kamu, meskipun aku harus minum kopi asin lagi. Air matanya membuat surat itu benar-benar basah kuyup.
Mereka duduk di warung kopi yang cukup bagus. John terlalu gugup untuk memulai percakapan, Jane juga merasa tidak nyaman. "Tolong, biarkan aku pulang" Jane mengeluh di dalam hati.... Tiba-tiba John memanggil pelayan. "Tolong beri saya garam, saya ingin memasukkannya ke dalam kopi saya." Orang-orang menatapnya, aneh! Wajahnya berubah merah, tapi tetap saja dia memasukkan garam tersebut ke dalam kopinya dan meminumnya.
Penasaran, Jane bertanya, "mengapa Kamu minum kopi pakai garam?" John menjawab, "ketika aku masih kecil, aku tinggal di dekat laut. Aku suka bermain di laut, aku bisa merasakan rasa air laut, seperti rasa kopi yang asin ini. Sekarang setiap kali saya minum kopi yang asin, aku selalu teringat masa kecilku. Ingat kampung halaman, aku amat merindukan kampung halamanku, dan kedua orang tuaku yang masih tinggal di sana." Sambil bercerita, air matanya mulai membasahi matanya. Jane sangat tersentuh. Itulah perasaan lelaki ini yang sebenarnya, dari lubuk hatinya. Seorang lelaki yang bisa menceritakan kerinduan hatinya, ia pasti orang yang mencintai, peduli, dan memiliki tanggung jawab akan rumahnya. Kemudian Jane juga mulai berbicara, bercerita tentang kampung halamannya yang jauh di sana. Juga tentang masa kecilnya, keluarganya. Dari situ perbincangan yang hangat mulai mengalir, yang menjadi awal yang indah dari kisah mereka.
Mereka pun mulai berkencan. Menurut Jane, sebenarnya John adalah seorang lelaki yang dapat memenuhi segala yang didambakannya. Dia punya toleransi, baik hati, hangat, berhati-hati. John orang yang baik, dan hampir saja Jane mengabaikannya! Tapi untung ada kopi asin! Kemudian cerita berlanjut seperti layaknya setiap cerita cinta yang indah, sang putri menikah dengan sang pangeran, kemudian mereka menjalani kehidupan yang bahagia... Dan setiap kali Jane membuatkan kopi untuk suaminya, ia membubuhkan garam ke dalam kopi, karena ia tahu yang digemari suaminya.
Empat puluh tahun berlalu, John meninggal dunia, meninggalkan sepucuk surat yang mengatakan: "Sayangku, maafkan aku, maafkan kebohongan sepanjang hidupku, ini adalah sebuah kebohongan yang aku katakan padamu --- tentang kopi asin. ingat kencan pertama kita? Waktu itu aku sangat gugup, sebenarnya aku ingin minta gula, tapi malah bilang garam Sulit bagiku untuk meralatnya, jadi aku teruskan saja. Aku tak pernah berpikir bahwa itu bisa menjadi awal komunikasi kita! Berkali-kali aku mencoba untuk memberitahu Kamu yang sebenarnya, tapi aku terlalu takut melakukannya, dan aku berjanji untuk tidak berbohong kepadamu dalam hal apapun... Sekarang aku sekarat, aku sudah tidak takut apapun, jadi akan kukatakan yang sebenarnya: Aku tidak suka kopi asin, rasanya sungguh aneh dan tak enak... Tapi aku minum kopi asin buatanmu seumur hidupku. Sejak aku mengenalmu, aku tidak pernah menyesali semua yang aku lakukan untukmu. Memilikimu dalam hidupku adalah kebahagiaan terbesar dalam seluruh hidupku. Kalau aku boleh hidup untuk kedua kalinya, aku masih menginginkan kamu, meskipun aku harus minum kopi asin lagi. Air matanya membuat surat itu benar-benar basah kuyup.
Suatu hari, seseorang bertanya kepadanya: "Bagaimana rasa kopi asin?"
"Manis," jawabnya.
>>> Cerita-cerita bagus lainnya
>>> Info gadget-gadget keren
>>> Gambar animasi lucu untuk Display Pic di BBM kamu
No comments:
Post a Comment